Jumat, 25 Juni 2010

Untuk Apa Hidup?

Surat Al Fatihah adalah kurikulum hidup kita sebagai seorang Muslim. Boleh jadi dengan diwajibkan membacanya setiap shalat merupakan kehendak Allah Swt supaya manusia senantiasa ingat dan sadar. Kurikulum hidup kita yang pertama adalah mengajarkan memulai hidup dari Bismillahirrahmaanirrahiim. Tanpa Bismillah tak dapat berkah, rahmah dan maghfirah dari Allah. Hidup dengan Bismillahirrahmaanirrahim adalah hidup yang bertujuan untuk mengagungkan Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan juga bertujuan untuk mengasihi dan menyayangi sesama. Apakah dua tujuan hidup itu sudah ada dalam diri kita? Sedang orang yang belum mengagungkan Allah dengan hatinya berarti belum melakukan perjalanan ke syurga. Orang yang belum mengasihi sesama dengan hatinya belum melakukan perjalanan kesyurga. (Ada hadist tidak akan masuk syurga orang yang memiliki kesombongan, juga tidak dianggap beriman seseorang sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai).

Apa yang harus dilakukan dengan hati kita? Kita harus memiliki perasaan bersih dan pikiran yang baik dan benar. Dengan perasaan bersih dan pikiran yang benar kita bisa mengagungkan Allah dan mengasihi sesama dengan hati kita. Perasaan bersih dapat digambarkan pada surat Al Fatihah ayat kedua: Alhamdulillahirabbil’alamin. Maknanya adalah menerima apapun dengan ikhlas karena Allah. Ada yang memuji terima/senang dengan ikhlas. Ada yang menghina terima/sedih dengan ikhlas. Kalau kita punya perasaan sesuatu yang disimpan buat semua orang tahu, buat diri kita seperti rumah kaca. Kalau lagi senang orang tahu, kalau lagi sedih orang tahu, kalau lagi jengkel orang juga tahu. Sekalian ekpresikan saja semuanya! Yang perlu diperhatikan bahwa orang yang bersih adalah orang yang dapat memahami. Karenanya setelah membuat orang tahu kita marah selanjutnya yang dilakukan adalah bertindak melawan perasaan kita. Renungkan;

“ Saya bisa marah tapi Allah menghendaki memaafkan, jadi pilihan saya?”

  1. Serang
  2. Ekpresikan/katakan
  3. Melawan perasaan. Teladan Nabi Muhammad Saw adalah suka memaafkan.

Silakan benci, dengki, marah tapi sesudah itu tindakan kita adalah melawan perasaan dengan memaafkan. Itu sangat istimewa inilah makna Alhamdulillahirabbil’alamin.

Arrahmaanirrahim menginspirasikan kepada kita inilah bingkai sehingga apapun yang kita pikirkan adalah kebenaran (sebagai anugrah) kasih sayang Allah Ta’ala. Bingkai ini akan membuat kita tidak berfikir macam-macam. Kalau pikirannya kemana-mana ujungnya akan stress. Dengan berkesimpulan segala sesuatu adalah kasih sayang Allah termasuk kegagalan akan membuat kita tetap tenang. Kalau Allah menggagalkan itu juga merupakan kasih sayang Allah.

Susah? Hidup perlu motivasi. Kita tidak mau bergerak karena merasa tak bertenaga. Motivasi paling efektif adalah ayat ke empat: Maalikiyaumiddin. Ada balasan setiap pekerjaan kita. Amal baik dibalas kebaikan sedangkan amal buruk dibalas keburukan. Buatlah diri kita tidak merasa lelah dan letih menuju syurga. Resapkan rasa takut akan azab dan harapan akan jannah sampai kedalam hati ketika membaca ayat-ayat tentang syurga dan neraka.

Untuk apa hidup? Dengan pikiran yang benar dan perasaan yang baik akan menimbulkan motivasi bagi kita untuk memutuskan dan menetapkan untuk apa hidup kita. Ayat kelima kita memutuskan hal yang penting yakni: Iyyakana’budu (Hanya kepadaMu kami beribadah) artinya memutuskan bahwa apapun yang dilakukan harus bernilai ibadah (penting). Wa iyyakanasta’in artinya kita menetapkan meminta pertolongan Allah. Untuk bisa mengambil keputusan menjadi ketetapan butuh pertolongan. Misalnya memutuskan menikah butuh pertolongan untuk menetapkan, memohon betul-betul kepada Allah, maka Allah akan menetapkan dalam hatinya. Sedang bukti sudah menjadi ketetapan adalah merasa tidak enak kalau belum melaksanakan apa yang sudah diputuskan. Ketika keputusan dalam hidup kita sudah menjadi ketetapan, maka melesatlah hidup kita keatas jalan yang lurus (Al Fatihah Ayat 6).

Jalan lurus dinikmati orang-orang yang dekat dengan Allah dan dikabulkan doa-doanya oleh Allah. Maka berikhtiarlah untuk memantaskan diri agar dikabulkan doa-doa kita. Tanda kita berada di jalan lurus adalah merasakan syurga jaraknya tidak jauh lagi. Syurga dipenuhi dengan keindahan yang memuliakan karenanya kita perlu melatih hidup kita hanya dengan segala hal yang memuliakan. ( Catatan kajian di Darus Shalihat )