Sabtu, 04 Desember 2010

Kajian Tafsir di Menara Hikmah

Ali Imran ayat 185-186

Hikmah ayat: Orang yang sudah menyatakan beriman akan senantiasa diuji baik itu harta, diri, maupun gangguan yang banyak dan menyakitkan hati dari ahli kitab dan kaum musyrik. Ujian harta bisa jadi berupa kesempitan hidup, fakir banyak musibah dan kadang ujiannya juga bisa dalam bentuk kesenangan kemelimpahan harta. Ujian diri dimulai saat balighnya bagaimana, diuji dengan banyaknya teman, diuji bagaimana belajarnya, diuji dalam menyelesaikan studinya, diuji dalam pekerjaannya, diuji dalam pernikahannya, diuji dalam mendidik anaknya seterusnya sampai meninggal dunia. Ujian dari kaum musyrik dan ahli kitab misalnya perang pemikiran dan perang fisik. Semua ujian itu perlu dihadapi dengan sabar dan taqwa. Ayat tersebut menunjukkan bahwa kita tak bisa berharap hidup itu linier dan bahwasanya ujian itu adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita, maka kita harus siap diuji dalam keadaan apapun agar kita lulus.

Ali Imran 187-188

Hikmah ayat: Kita dilarang mengikuti ahli kitab yang suka menyembunyikan kebenaran. Jika kita tahu sesuatu harus disampaikan. Senantiasa menyampaikan dan jangan sampai menyembunyikan. Tahu ilmu kemudian disampaikan dan dilaksanakan serta tidak berbuat riya (senang dipuji). Mereka yang tidak melakukan apa yang mereka katakan dan senang dipuji atas apa yang tak mereka perbuat tak terlepas dari azab Allah.

Ali Imran 189

Allah Maha Kaya, yang memiliki segala sesuatu.

Ali Imran 190

Hikmah: Jangan seperti orang mati, berdzikirlah terus menerus baik dalam keadaan duduk. Berdiri maupun berbaring, pun dalam akad nikah. Dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang. Akal juga perlu senantiasa diaktifkan. Untuk melindungi akal tidak berfungsi maka diharamkan segala sesuatu yang memabukkan. Dalam keadaan apapun ingat Allah dan senantiasa tafakur merenungkan ciptaan Allah yang ada di langit dan dibumi. Kalau tidak tafakur seolah yang ada hanyalah datar-datar saja padahal dalam diri sendiri terdapat sesuatu yang luar biasa. Kalau selalu berdzikir dan berpikir secara reflektif akan menyimpulkan bahwa engkau tidak diciptakan sia-sia. Sehina-hina apapun setiap ciptaan Allah ada tanda-tanda kebesaran Allah yang melekat padanya. Baik itu hanya berupa nyamuk, cacing, maupun bakteri. Bahkan yang diciptakan harampun ada manfaatnya yaitu sebagai ujian. Jika berdzikir dan berfikir secara benar boleh jadi yang bekerja di laboratorium lebih besar pahalanya daripada yang beriktikaf di masjid. Dengan berdzikir dan berfikir akan mengoreksi diri bahwa ternyata diri ini hina, kerdil dan masih teledor dalam beribadah padahal Allah telah menyediakan bumi dan seisinya untuk modal manusia beribadah. Dengan perenungan yang dalam akan memunculkan juga rasa berdosa. Allah telah memberi nikmat yang banyak namun kita kurang mensyukurinya.

Dan sesungguhnya yang Allah masukkan dalam neraka adalah hina sehina-hinanya. Dalam hidup tak lepas dari masalah, missal jika tak punya uang bisa minta, pinjam, cari atau korupsi. Jika sakit bisa cari obat jika sudah tak ada obat bisa mati, namun ada juga yang bunuh diri. Baik tak punya uang atau sakit bukan masalah karena ada jalan yang benar untuk atasi. Yang jadi masalah adalah kalau kita masuk neraka. Cara kita mencari solusi menentukan kemana akhir hidup kita. Dan sehina apapun dimata manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan kehinaan dimasukkan dalam neraka. Jadi asal tetap dalam jalur kebenaran dicela apapun jangan merasa hina. Iman itu tandanya sama saja baik ketika dipuji atau dicela. Api neraka dipanaskan 1000 tahun sehingga menjadi putih. 1000 tahun bukan ukuran dunia. 1 hari akhirat sama dengan 1000 tahun didunia. Kehinaan juga bagi yang punya ilmu tidak mengamalkan. So ? yakini apapun masalah yang kita hadapi kecil dibandingkan kita hidup masuk neraka. Kita juga tidak boleh dzalim (menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya). Kita harus mengikuti aturan Allah, bukan aturan hawa nafsu. Kita juga tidak boleh menganiaya diri sendiri karena menganiaya diri diakhirat tidak ada penolongnya meski didunia ada penolongnya. Kesyirikan juga merupakan kedzaliman yang paling dahsyat karena menempatkan Allah tidak pada tempatnya. Allah telah menciptakan kita sendirian, semestinya pula kita beribadah mengEsakanNya.

Doa yang terbaik dicontohkan dalam Alquran “Sesungguhnya kami telah mendengar seruan yang menyeru kepada iman, maka kamipun telah beriman. Karena kami sudah beriman, maka tutupilah dosa-dosa kami….. dan wafatkanlah kami bersama kaum yang berbakti”. Menurut Ibnu Abbas jika kita menjauhi dosa-dosa besar maka akan dihapuskan dosa-dosa kecil. “…. berikanlah kepada kami apa yang telah Engkau berikan kepada RasulMu”. Amal perbuatan manusia tidak sia-sia dihadapan Allah meski manusia telah lupa. Laki-laki maupun perempuan sama saja baik itu hijrah keluar dari kampung halaman, disiksa karena Allah, berperang dan terbunuh. (Catatan Kajian di Menara Hikmah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar