Senin, 13 Desember 2010

Ma'rifatullah

Ma’rifatullah

Oleh Mahasin Zaeni

Makrifatullah atau berma’rifah kepada Allah Swt adalah ilmu yang paling asasi kedudukannya dalam Islam sangat penting, tinggi, dan mulia. Sebab ia merupakan asas dibangunnya segala amal dalam kehidupan. Dari sanalah dibangun ma’rifatur Rasul dan ma’ritarudien secara utuh.. Ma’rifatullah meliputi tiga hal,yaitu:

A. Ma’rifah fi Rububiyah

Maksudnya, berma’rifah bahwa Allah adalah Rabb semesta alam, pencipta semua mahkluk, pemiliknya, pengatur, pemberi rezeki dan Dialah yang telah mengajarkan dan mendidik para nabi, rasul dan pengikutnya diatas Aqidah yang benar, akhlaq yang terpuji, ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih. Allah Swt berfirman: “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” (Qs Al Fatihah ayat 2).

“Allah pencipta segala sesuatu dan Dia pemelihara sesuatu” (Qs Az zumar, 39:62).

“Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” ( Qs Ali Imran ayat 189).

“Allahlah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) kamu lihat, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan mahklukNya, menjelaskan tanda-tanda kebesaranNya, supaya kamu meyakini pertemuan kamu dengan Rabbmu” ( Qs Ar Rad ayat 2).

“(Rabb) yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al Quran, Dia menciptakan manusia, mengajarkan kepadanya Al Bayan” (Qs Ar Rahman ayat 1-4)(1)

B. Ma’rifah fi Asmaihi wa sifatihi

Yaitu bermakrifah bahwa Allah mempunyai mana-nama yang agung dan sifat-sifat yang tinggi, Dia beritahukan melalui lisan RasulNya (Al quraan dan hadits). Al Asmaul Husna tidaklah terbatas pada yang termaktub dalam Al Quran dan Al Hadits. Rasulullah Saw bersabda:

“ Tidaklah seseorang ditimpa keresahan (kecemasan) dan kesedihan kemudian dia berkata, “ Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak dari hambaMu (laki-laki) dan anak hambaMu (perempuan), ubun-ubunku ada ditanganMu, hukumMu berjalan padaKu, keputusanMu adil bagiku, aku meminta kepadamu dengan (berwasilahkan) semua nama yang Engkau miliki, Engkau namakan diriMu dengannya, atau yang Engkau turunkan dalam kitabMu atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu dari makhlukMu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib disisiMu, agar engkau jadikan Al Quran yang agung sebagai petunjuk hatiku, cahaya kalbuku, penghapus kesedihanku dan penghilang kesedihanku”, kecuali Allah akan menghapus kesedihan dan keresahannya dan menggantikannya dengan kelapangan”.( HR. Ahmad bin Hambal).(2)

“ Hanya milik Allahlah Al Asmaul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebutNya” (Qs Al A’raf ayat 180).

Nama-nama Allah, sifat-sifatNya serta dzatNya, tidaklah sama dengan nama, sifat dan dzat mahklukNya. “Tidaklah sesuatupun yang semisal dengan Dia dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Qs As Syuro ayat 11).

Diantara Al Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah termaktub dalam ayat dan hadits berikut:” Dialah Allah yang tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, Yang Mengkaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama- nama yang Paling Baik. Bertasbih kepadaNya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Qs Al Hasyr 23-24)

“Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt tertawa kepada kedua orang yang saling berbunuhan lalu keduanya masuk syurga. Yang (satu) ini berperang (dijalan Allah) kemudian terbunuh, lalu Allah menerima taubat dari si pembunuh, ia masuk Islam dan mati syahid”. ( HR Bukhori-Muslim)

C. Ma’rifah fi Uluhiyyah

Yaitu berma’rifat bahwa Allah sajalah yang berhak atas penghambaan dan peribadatan dari seluruh mahklukNya. Keesaan Allah dalam kesempurnaan Al Asmaul Husna, sifat-sifatNya dan Rububiyah-Nya menuntut’Tiada yang berhak diibadahi selain Dia’ Segala makhluk harus memurnikan ibadah lillahi wahdah.(3)

“Dialah pencipta langit dan bumi. Bagaimana dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu.(Yang memiliki sifat-sifat yang baik) demikian itulah, Rabb-mu, tidak ada Rabb selain Dia, pencipta segala sesuatu, maka beribadahlah kepadaNya, dan Dia pemelihara sesuatu”. ( Qs Al An’am, ayat 101)

Catatan Maroji’:

  1. Menurut Hasan Al Bashri, Al Bayan adalah pengucapan, sedangkan menurut Ad Dhahak adalah hal-hal yang baik dan yang buruk. Ibnu Katsir cenderung kepada penfsiran Hasan. Menurutnya penafsiran Hasan lebih bagus sebab ayat ini masih berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya (tentang pengajaran Al Quran)(Lihat Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Ali Shabuni III/145)
  2. Lihat Shahih Kalimut Thoyibah, M, Nashirudin Al Albani no. 105
  3. Kitab Qulus Sadid, 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar