Sabtu, 04 Desember 2010

Perjuangan Dakwah Nabi Nuh Alaihisalam

Perjuangan Dakwah Nabi Nuh Alaihisalam

Usia dakwah nabi Nuh adalah 950 tahun. Beliau berdakwah sejak umur 40 tahun merupakan waktu yang panjang dan lama. Nyaris tak ada seorangpun yang berkenan mendengar. Di waktu khusus ia mengeluh pada Allah…”sesungguhnya aku menyeru mereka pada malam dan siang hari..tetapi mereka menutupi muka dan telinganya”….

Dakwah adalah sebuah amanah Allah wajibkan kepada kita untuk sekadar menyampaikan bukan untuk merubah. Karena pada dasarnya berubah adalah atas hidayah Allah Swt. Kadang ada dai yang berputus asa karena dakwah lama ga jadi-jadi. Kalau berputus asa silakan mengeluh tapi keluhan itu sampaikanlah pada Allah. Ketika seorang dai kecewa tidak baik bercerita kepada manusia karena manusia itu adalah mahkluk yang lemah. Manusia tidak akan sanggup memberikan solusi. Jangan pernah ada rasa putus asa dalam dakwah. Seorang dai harus bersabar walaupun sampai kapanpun, dimanapun, bagaimanapun, tidak boleh juga mudah menjustifikasi ahli naar dan meninggalkan mad’u. Jika demikian adalah seperti nabi Yunus yang akhirnya ditelan ikan besar kemudian bertobat. Kesabaran dai harus lebih besar daripada mad’u, semakin banyak orang yang berada dibawahnya, semakin bertambah kesabaran.

Ishbiru wa shobiru= kesabaran diatas kesabaran. Sekiranya seseorang mampu menjaga kesabaran yang pertama maka dibutuhkan kesabaran yang kedua untuk menjaga kesabaran yang kedua dan seterusnya. Sabar itu tidak berbatas. Tidak boleh mengatakan kesabaran itu habis. Dia harus memiliki jiwa yang lapang ( tidak sempit ketika melihat persoalan mad’u). Dakwah tidak seperti menggoreng tempe bisa cepat matang, tidak tentu waktu atau target tertentu. Penentuan target dalam dakwah kurang sesuai karena jiwa akal dan pikiran itu sangat berat.

Nabi Nuh totalitas dalam berdakwahnya 24 jam. Kalau kita mengaca kita belum maksimal, waktu sudah habis kita belum apa-apa. Kesabaran dalam dakwah tidak terukur. Banyak dai yang tidak sabar. Dakwah itu membangun bukan menghancurkan, dakwah itu menentramkan bukan menimbulkan kesusahan. Mudah mengkafirkan adalah ciri mudah putus asa. Tidak ada dalam kewajiban dakwah untuk mengubah. Jika berubah maka itu adalah anugrah. Dakwah tidak mengharuskan adanya perubahan namun dai wajib berikhtiar untuk perubahan. Harus ada upaya maksimal agar perilaku berubah, tapi kalau individu-individu tidak berubah, bukan urusan kita karena hidayah milik Allah.

Materi apa yang dibutuhkan oleh mad’u. yaitu beristigfarlah kalian yang mengandung makna 1. Tauhid dan 2.Tazkiyatun Nafs 3. Tazkiyatun Sulukiyyah 4. Tazkiyatun Fikriyyah dan mengenal Allah bahwa Allah dzat yang Maha Mengampuni. Ciri orang yang beriman adalah ketika mereka menzalimi sendiri mereka ingat Allah karena tak ada seorangpun yang dapat mengampuni dosa selain Allah, konsep kehidupan hanya untuk Allah saja. Tazkiyatun Nafs : Pengakuan menghilangkan sikap kesombongan, dengki, iri sehingga muncul sikap mencintai Allah. Mengakui kesalahan sehingga melahirkan sifat-sifat mulia. Tazkiyatun Sulukiyyah : Pembersihan perilaku, jiwa yang bersih membentuk perilaku yang bersih. Tazkiyatun Fikriyyah : Berpikir salah akan menghasilkan perilaku yang salah kedepannya juga salah.

Rasul SAW bersabda

“ Barangsiapa yang membiasakan diri beristighfar, Allah akan memberikanpadanya 3 power:

* Menghilangkan semua kesulitan hidupnya. Orang bersih mengantungkan hidupnya kepada Allah. Allah akan membuka peluang solusi.

* Segala kegelisahannya akan diganti rasa suka/gembira. Kekhawatiran masa depan hilang. (Kenapa banyak yang sedih, frustasi, merasa tak sanggup hidup dimasa depan menganggap masa depan itu suram ?). Jangan sekali-kali berputus asa karena yang berputus asa adalah orang yang kafir. Orang beriman tidak khawatir karena esok tetap jadi miliknya. Allah tidak akan membiarkan orang beriman itu sengsara. Harapan itu masih luas.

* Allah akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Manusia tidak akan pernah sanggup menghitungnya ( co kisah tukang sapu yang naik haji karena berdoa dengan tulus setiap hari)

Secara eksternal Allah akan menurunkan hujan dari langit dengan sangat deras, membahagiakan orang, membawa keberkahan.

Dengan istighfar itu Allah akan memberi limpahan rezeki, maka kalau ingin rezekinya banyak, banyak beristigfar-dzikir dapat kekayaan hakiki maupun maknawi. Seberapapun rezeki kalau merasa cukup akan cukup. Tapi kalau merasa kurang akan kurang terus. ( co Kisah bapak yang rajin berjamaah, meski jatuh terpuruk tetap tabah ) kuncinya adalah yakin Allah yang akan memberi rezeki bukan yang lain ( kisah janda yang tabungannya banyak ). Yang paling penting sebagai muslim/dai/murobbi adalah jangan pernah meninggalkan Allah, jadikanlah Allah tempat bergantung dan puncak harapan. Kuliah untuk mencari ilmu, rezeki pintunya bermacam-macam, tujuan utamanya adalah untuk mencari ridha Allah (kisah penanam padi yang sukses mengkuliahkan anak-anaknya). Jika padi ditanam rumput ikut tumbuh. Jika Allah tujuan, maka dunia ikut. Allah akan memberi rezeki selama nyawa masih dibadan.

Inti dari orang yang ingkar kepada Allah, kaum Nuh menjadi pelajaran ayat kauniyah agar manusia kembali kepada Allah. Orang yang tidak pernah istighfar sombong tidak mengakui kesalahan. Setelah shalat istighfar-I’tiraf. Wahai manusia kenapa manusia sombong, padahal semua rizki Aku cukupkan?. Allah menciptakan dunia ini untuk kita, tapi kita tidak diciptakan untuk dunia… sudahlah ibadah dan dakwahlah, urusan duniamu Kucukupi…. Allah adalah dzat pemberi rezeki dan Maha Kokoh….. banyak yang meninggalkan ibadah karena khawatir urusan rezeki.

“Perintahkanlah keluargamu untuk shalat dan bersabarlah, Aku tidak meminta rezki dari kalian, tapi Akulah yang memberi rezeki kalian”

“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin”

Nuh mengeluhkan kaumnya. Mereka justeru taat pada orang yang perilakunya tidak sedikitpun menambah kebaikan. Apa yang dikeluhkan nabi Nuh wajar, orang akan ikut pada yang ngasih mereka makan. Mereka membuat makar yang besar berupa kepentingan kekuasaan dan kepentingan ekonomi. Dakwah tidak semulus yang kita bayangkan. Penuh ujian. Ghazwul fikri akan terus berjalan.

Allah akan hancurkan:

o Yahudi

o Musyrik

o Badui

Di suatu tempat dimana maksiat dan dosa merajalela akan hilang barokahnya. Baca Al Anfal 25: Hati-hatilah kamu terhadap musibah yang tidak hanya menimpa orang yang zalim saja tapi orang yang shalih juga, yaitu ketika orang yang beriman tak berilmu, orang yang berilmu tidak beramal, ketika orang berakal tak mau belajar dan orang yang sombong tetap dalam kesombongannya. Allah tenggelamkan kaum Nuh. Siapa yang sanggup menolongnya? Amerika yang terpuruk, para pakar di Amrik butuh waktu 5 tahun untuk mengembalikan kondisi Amerika. Namun itu belum tentu juga bisa berhasil….ketika zina sudah merajalela Allah akan mengazab kaum itu. So jangan pernah berfikir untuk berhenti beramar ma’ruf. Layar sudah terkembang, pantang mundur ke belakang. Selamatkan Indonesia dengan doa. Boleh mendoakan untuk kehancuran orang kafir. Orang yang beriman wajib mendoakan orang yang beriman. Mendoakan para pejuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar