Rabu, 18 Agustus 2010

Detik Menyelamatkan Hidup


Menyelamatkan hidup dengan apa? Dengan hati karena Allah menyebutkan dalam Q.S Thoha ayat 47: “Keselamatan atas siapa saja yang mengikuti petunjuk”. Keselamatan hanya akan diperoleh orang yang mengikuti petunjuk. Lalu dimanakah petunjuk?/Hidayah? Bukan diotak, pikiran, akal atau nafsu tapi dihati.
Ada peribahasa “hanya periuk yang menyelamatkan pengungsi dari kelaparan”. Dengan apa? Dengan isinya tentu. Isi hati adalah hidayah, hati sebagai wadahnya tentu sangat penting untuk meyelamatkan diri. So penting sekali untuk mengenali hati yang berarti mengenali diri juga. Ada hadits yang mengatakan, “Barangsiapa yang mengenali dirinya maka ia akan mengenali Rabbnya”. Kenapa shalat kepada Rabb tidak khusyuk adalah disebabkan ia belum mengenal Allah dengan baik dan benar. Jika sangat kenal maka pertemuannya akan sangat berkesan.
Manusia adalah mahkluk dengan dua tubuh, yakni jasmani dan ruhani. Jasmani terdiri dari rambut hingga ujung kaki sedang ruhani terdiri dari akal, nafsu dan hati. Kita tidak bisa menjangkau tubuh ruhani kita secara inderawi. Jangankan menjangkau pikiran orang lain, kadang kita tidak bisa menjangkau pikian kita sendiri. Kita hanya bisa menjangkaunya dengan ilmu dan hikmah. Ilmu bisa dipahami oleh akal, sedang hikamh bisa dipahami oleh hati.
Hati manusia berada diantara akal dan nafsu. Posisi ini akan membuat hati berada bertarikan antara akal dan nafsu. Sepanjang waktu akal dan nafsu bertarung, berebut untuk bisa mempengaruhi hati:
1. Manusia yang menempatkan nafsu diatas akal----hati mati---dikuasai nafsu amarah.
2. Manusia yang naik turun penguasaannya atas nafsu dan akal, yakini kadang nafsu yang diatas akal, kadang akal yang diatas nafsu---hati sakit---nafsu lawwamah
3. Manusia yang akalnya diatas nafsu----hati sehat---nafsu muthmainnah.
Bagaimana caranya agar akal selalu diatas nafsu? Kita harus mengetahui peta kekuatan nafsu dan akal.
Kekuatan akal terdiri dari:
Ain= Kekuatan Ilmu yakni kemampuan akal untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Qaf= Kekuatan akal untuk menghubungkan antara ilmu dan realita hidup
Lam= Kemampuan akal untuk memilih sikap dan cara berbuat yang terbaik
Dengan kekuatan ini, nilai tertingginya adalah bersabar dengan kesabaran yang indah.

Kekuatan Nafsu terdiri dari:
Nun=Nikmat
Fa=Fariha=Bahagia
Syin= Sya”ira=Gembira

Perang antara akal dan nafsu:
1. Ain bertemu Nun=Kekuatan ilmu bertemu kenikmatan jika kalah akan menghasilkan koruptor misalnya. Mereka yang berkuasa sebenarnya memiliki ilmu, tahu salah tetapi tetap korupsi karena ingin mendapat nikmat lebih/sebanyak-banyaknya.
2. Qaf bertemu Fa= Tahu yang apa yang harus dilakukan tapi karena pingin senang jadi tidak melakukan yang harusnya dilakukan. Misalnya jam tiga, sudah saatnya tahajud, tapi masih tidur lagi karena hanya ingin senang.
3. Lam bertemu syin= Menemukan sikap terbaik tetapi pengin tidak susah sehingga tidak melakukan yang terbaik.
Bagaimana caranya agar akal mampu mengalahkan nafsu, agar kekuatan nafsu menjadi lemah? Kita bisa buat tiga kekuatan nafsu menjadi lemah/ tidak punya nyali/tumpul, tinggal kita mau atau tidak. Karena caranya adalah.
Caranya adalah;MAU HIDUP SUSAH!!!
Cara agar hidup kita tidak susah adalah mau hidup susah. Mau hidup susah adalah agar hidup kita tidak susah. Siapa yang mau menggembleng hidupnya dengan” mau susah” akan cemerlang kekuatan akalnya. Siapa yang memanjakan hidupnya dengan”tidak mau susah”akan remuklah kekuatan akalnya.
1. Ada kasus= naik angkot, mogok. Mau hidup susah=dorong bareng-bareng, Tidak mau susah=ngeluh, ngumpat-ngumpat.
2. Lapar ingin makan tak ada makanan. Mau hidup susah= puasa. Tidak mau susah=Ngeluh, ngumpat2
3. Motor dipinjam, tak ada bensin. Mau hidup susah= husnudzan, memaafkan. Tidak mau susah: Ngelu, ngumpat2
4. Melamar ditolak. Mau hidup susah= Intropeksi dan tetap ikhtiar. Tiadak mau susah= Ngeluh, ngumpat2
5. Salah dihukum. Mau hidup susah=sadar, menerima. Tidak mau susah: Ngeluh, ngumpat2
6. Dikasih baju tidak cocok. Mau hidup susah=shadaqahkan. Tidak mau susah: ngeluh, ngumpat2
7. Shalat jamaah, panjang dan lama. Tidak mau susah: Syukur, khusyuk. Tak mau susah: Ngeluh, ngumpat2
Orang yang mau susah, hidupnya tidak susah. Orang yang mau susah cenderung hidupnya simple/sederhana. Adapun orang yang tidak mau hidupnya susah cenderung berpikir jlimet, mengada-ada dan melebih-lebihkan.
Janganlah lihat jalan yang kita lalui tapi lihatlah (dengan mata keyakinan) ujungnya. Bukankah kalau kita sudah lihat ujungnya (syurga),laut akan kusebrangi, gunung akan kudaki?. Melihat ujung jalan dengan mata keyakinan (ainul yakin). Syurga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai sedangkan neraka itu dikelilingi oleh hal-hal yang disukai. Saat jalan hidup yang kita lalui dipenuhi oleh onak duri kesusahan, maka teruskanlah melangkah dengan ikhlas dan lapang. Insya Allah kemudahan dan kebahagiaan akan menunggu kita di ujung jalan hidup ini
Saat jalan hidup yang kita lalui bertabur bunga dan wangi kesenangan, maka teruslah melangkah dan menginjak bunga-bunga dan wangi kesenangan itu. Cara menginjaknya adalah dengan berbagi, semakin sering berbagi akan menebar wangi.Siapa saja yang mau berbagi bunga dan wangi kesenangan hidup, insya Allah, bunga dan wangi hidup hakiki akan menunggu kita diujung hidup ini. Dalam hidup ini jika berusaha mencari bunga dan wangi kesenangan hidup adalah untuk berbagi bukan untuk dinikmati sendiri. Selalu ada perbaikan niat. Untuk apa? Niat yang baik adalah untuk akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar