Selasa, 31 Agustus 2010

Benar dan Santun Kunci Komunikasi dengan Masyarakat Langit

Benar dan Santun Kunci Komunikasi dengan Masyarakat Langit.

Al Kahfi ayat 29: “Katakanlah bahwasanya kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, maka barangsiapa berkehendak untuk beriman maka ia akan beriman sedangkan barangsiapa menghendaki kafir maka ia kufur”.

Setiap manusia bertanggungjawab atas pilihannya, tidak boleh bersembunyi dibalik takdir karena sebelum takdir terjadi manusia mempunyai kesempatan untuk memilih. Sebagai contoh ada lampu merah menerobos saja akhirnya kecelakaan, maka yang disalahkan adalah yang menerobos lampu merah. Demikian juga masuk neraka ada sebab-sebabnya.

Iman yang telah terpatri di dalam hati akan membatasi hidup kita untuk hanya memilih yang benar. Itulah kebebasan hidup yang sebenarnya. Kebebasan ini hanya dapat dirasakan oleh orang yang memilih hidup yang benar.

Benar adalah apa saja yang turun dari langit yang kita bumikan dalam hidup kita sehari-hari. Tidak ada kebenaran yang tidak bisa diamalkan. Setiap kebenaran pasti bisa dilaksanakan. Jika tidak sanggup, secara fisikal masih bisa dilaksanakan (secara perasaan hati dan iman saja adalah malas). Misalnya kebenaran shalat. Tak bisa dilaksanakan berdiri bisa duduk atau berbaring. Pun ada kebenaran alternative tapi tetap dari Allah. Dalam hal ini kuncinya adalah ikhlas yakni menyiapkan hati untuk menerima kebenaran dari langit (Pasrah & Tawakal).

Hati softwarenya adalah jujur untuk menerima kebenaran. Kuncinya adalah jujur/tidak ada penolakan. Bukti tidak ada penolakan adalah ketika dibacakan, kita menjadikannya sebagai kesempatan untuk mengisi hati kita. Sejatinya menerima dan menyampaikan kebenaran adalah anugerah dari Allah SWT. Jika penyampai kebenaran anggap kebenaran itu anugerah maka kebenaran itu akan sampai kepada penerima. Meski penyampai belum mengamalkan tidak perlu malu karena lebih malu jika ilmu yang sudah dimiliki tidak diberdayakan.

Apakah orang yang beriman puas dengan perilaku yang benar? Diatas kebenaran masih ada yang lebih punya nilai yaitu mulia. Mulia nilainya jauh diatas benar. Orang yang benar belum tentu mulia sedang orang yang mulia pasti benar. Benar adalah bagian dari kemuliaan. Kemuliaan adalah benar dan santun. Benar tapi tak santun tidak mulia. Hancurkan keburukan dengan tidak santun itu tidak mulia. Cara yang tidak santun merusak pandangan baik terhadap kebenaran. Sedang santun tapi tidak benar dinamakan penipu. Tidak ada pilihan kecuali mempertemukan benar dan santun dalam hidup kita. Sifat mulia ini adalah ciri manusia langit.

Masyarakat langit dan masyarakat bumi sebenarnya tidak terpisah. Yang perlu kita yakini adalah

1. Masyarakat langit itu ada dan kita akan menjadi bagian dari mereka

2. Diterima masyarakat langit. Sebab ada kejadian diusir dari masyarakat langit karena tidak disukai masyarakat langit (kita berasal dari langit kemudian tinggal di bumi sementara kemudian terkontaminasi jika kembali ke langit tak memiliki akhlaq benar dan santun akan terusir dari langit), miniaturnya orang desa pergi kekota setelah setengah tahun terkontaminasi budaya kota yang buruk, saat pulang ke desa menjadi glamour akhirnya tidak diterima oleh masyarakat desa.

3. Diterima oleh masyarakat bumi. Tentunya karena akhlaq yang baik.

Jadi ada tiga hal yang harus diselesaikan dalam hidup, yakni 1. Kuat Aqidahnya 2. Kuat Ibadahnya. 3 Kuat Akhlaqnya. Siapa yang memiliki akhlaq yang santun akan disukai oleh siapa saja.

Shalat mengajari kita bahwa hakikat umur adalah bukanlah bilangan waktu yang terus berulang, melainkan bilangan amal yang diulang-ulang. Sehingga seiring habisnya umur seseorang semestinya ia berada di puncak kebaikan. Bilangan amal yang terus berulang ini akan melahirkan prinsip bahwasanya hidup harus dimulai dari akhir (tujuan). Misalnya seseorang ingin jadi dokter kemudian ia belajar sungguh-sungguh. Yang ingin syurga tentunya beramal dengan sungguh-sungguh.

Hidup ini adalah perjalanan panjang…dan diujung perjalanan ini Allah sudah menyiapkan untuk kita seindah-indah tempat kembali juga ada seburuk-buruk tempat kembali. Semua berpulang pada diri kita. Dengan iman kita bisa menggapai seindah-indah tempat kembali. Oleh karena itu hidup harus punya visi. Visi kita akan mengantarkan hidup kita ini ke syurga. Syurga adalah puncak kesuksesan. Ciri sukses adalah melihat lebih dulu daripada orang pada umumnya. Betapa penting melihat syurga didepan mata. Maka bacalah ayat-ayat Al quran tentang syurga dan neraka.

Bukti bahwa kita sudah punya visi dan misi masuk syurga: “ Barangsiapa yang meyakini bahwa syurga adalah tempat kembalinya, maka ia akan merasakan hidup di dunia ini semakin lama semakin menjemukan (karena ingin cepat sampai)”. Jenuh terhadap segala kesenangan dan permainan yang ada. Rasa jemu terhadap kesenangan dunia ini amat sangat dibutuhkan oleh kita agar kita terus menerus bisa berkomunikasi dengan masyarakat yang diatas sana, yakni masyarakat langit.

Tidak jemu dengan kehidupan dunia membuat akan membuat manusia enggan berkomunikasi dengan masyarakat langit. Padahal masyarakat langit setiap saat menunggu komunikasi dari kita dengan SLSJJS (Sambungan Langsung Sangat Jarak Jauh Sekali) dengan nomor +165 34244. +1 adalah Ihsan yakni merasakan kehadiran Allah. Enam adalah manifestasi iman, bukti iman adalah tidak takut kepada kesulitan. Hadapi dengan layukalifullahunafsan illa wus’aha. Kesulitan yang ada hanya akan menjadi kesulitan kalau kita menghindarinya, maka kerjakan atau kejarlah kesulitan bukan mencari kemudahan karena didalam kesulitan ada sukses sesungguhnya. Lima adalah rukun Islam manifestasinya 34244 komunikasi dalam shalat.

Komunikasi kita dengan masyarakat langit adalah ujian bagi kita. Sejauhmana kita diakui atau diterima masyarakat langit akan sangat bergantung kepada intensitas kita berkomunikasi dengan Allah. Menurut Ibnu Taimiyah, Ibadah adalah ujian dari Allah kepada kita yang menunjukkan sejauhmana kita menghambakan diri kepada Allah. Kalau Allah mencintai hambanya, Allah akan meminta Jibril menyampaikan pada masyarakat langit kalau DIA mencintainya sehingga masyarakat langitpun mencintainya… dan komunikasi kita kepada Allah mempengaruhi ibadah yang kita persembahkan kepada Allah. Puncak kebaikan insan akan meyakini bahwa hidup hanyalah untuk beribadah.

(Cukup Allah menjadi penolong dan pelindung kami, selalu tawwakal kepada Allah. (Baca Ali Imran 173-174). Sabar itu indah. Kemenangan akan datang bersama kesabaran. Sumber tidak bahagia: kafir, tidak ridha terhadap takdir, melihat yang lebih tinggi, hasad dan dengki. Terimalah setiap pemberian Allah niscaya Anda menjadi paling kaya. Al Quran (Baca :Al A’raf 144). Jangan menyalahkan apa yang ada, berhenti mencari kambing hitam. Harus memperhatikan diri sendiri, kenapa rapuh dan ringkih. Sadari kalau tidak berada dalam kemuliaan berarti dalam kehinaan. Jaga terus kesadaran! ) ( Jelajah Hati, Darush Shalihat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar