Senin, 25 Oktober 2010

Cukuplah Kematian Sebagai Nasihat

Cukuplah kematian sebagai nasihat (HR Thabrani). Sudah siapkah kita diantar ke kubur?
Tidak cukup dengan amal biasa.

Apakah sabar kita sudah sampai pada sabar yang luar biasa?
Luar biasa adalah jika kejelekan dibalas kebaikan. Orang-orang yang memusuhi kita kita perlakukan dengan seperti kawan dekat.

Karena hidup pasti berakhir kematian maka sungguh panjang pendek usia tiada beda. Ya Allah jika usia yang panjang baik untuk dunia dan akhirat saya maka panjangkanlah usia, namun jika panjang usia itu buruk untuk dunia dan akhirat saya maka…”

Miskin kayapun tiada beda. Makan sate dan tempepun akhirnya sama. Cantik jelekpun tiada beda. Beda statuspun tiada beda. Yang membedakan hanyalah amal manusia (Al Hujurat 13).

Jadikan orientasi kita adalah AMAL bukan KESENANGAN. Kalau orientasi kita kesenangan, maka kesenangan itu tidak akan lama. Dengan uang kita bisa membuka pintu kesenangan tapi tidak bisa membuka pintu syurga. Pintu syurga dapat dibuka dengan uang yang bersih dari digunakan untuk membuka pintu-pintu kesenangan.

Setiap amal baik kita di dunia ini di alam kubur nanti akan berubah menjadi cahaya dan taman bunga yang sangat indah menawan lagi menyejukkan. (Renungkan bahwa ternyata kita belum sepenuhnya menjadi orang yang baik).

Baik dalam sebagian berarti baik dalam keseluruhan. Jika ada sabar pasti ada ikhlas, qanaah, zuhud dan tawadhu’. Semua kebaikan itu berada dalam ruang yang sama bernama IMAN. Saat kita berada dalam satu “ruang” kebaikan maka kita pasti akan bertemu dengan semua kebaikan yang ada didalamnya.

“Apakah kamu mengimani sebagian isi Al Quran dan mengingkari sebagian yang lain” (Q.s Al Baqarah:85). Ada kisah dijaman sahabat mengenai seorang wanita yang senantiasa melaksanakan shalat dan zakat tapi suka menyakiti tetangganya, maka Rasulullah SAW mengatakan bahwa ia masuk neraka. Artinya jika kita beriman, maka kita harus beriman pada seluruh ayatNya tak hanya pilih-pilih. Kita tak boleh hanya memilih melaksanakan perintah shalat dan zakat tapi meninggalkan perintah untuk memuliakan tetangga. “Iman dan kebakhilan tidak akan bersatu dihati seorang mukmin untuk selamanya”(H.r Hakim).

Ada yang salah/tak ada yang salah dalam keyakinan kita terhadap kematian? Iman terhadap akhirat?

Siapa yang mensikapi satu masalah dengan baik, maka akan baik pulalah ia mensikapi masalah yang lain. Siapa yang memahami kematian dengan baik, akan baik pulalah pemahaman dirinya tentang hidup.


Butuh KESADARAN!

MAUT adalah tamu terakhir dalam hidup kita. Setiap hari kita kedatangan tamu, mungkin itu keluarga, kolega atau kawan biasa. Suatu hari kita akan didatangi tamu terakhir dalam hidup kita. Dia datang tak disangka-sangka. Siapkah kita?. Kedatangan tamu terakhir ini dirasakan oleh semua orang lewat hadirnya SAKARATUL MAUT. Sebagian orang merasa SEDIH menghadapinya, namun sebagian juga merasa BAHAGIA. Sedih akan terasa bila seseorang masih dibelenggu oleh syahwat (keinginan-keinginan duniawinya) sedang bahagia akan didapat oleh orang yang senantiasa menjaga kesadaran sebagaimana petunjuk surat Ali Imran:185. Ada 2 kesadaran yang perlu dijaga, yakni;
1. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati (terjaga kesadaran ini dalam situasi dan kondisi apapun).
2. Dan tiadalah kehidupan didunia ini hanyalah kesenangan yang menipu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar