Minggu, 12 Desember 2010

Manusia Bumi Hatinya di Langit

Hati fungsinya adalah membaca, mendengar dan memahami. Hati yang keras seperti aspal, tidak mudah dimasuki hidayah. Kenapa ini terjadi?

  1. Irad yakni karena berpalingnya manusia dari menghamba, memperhinakan diri Allah secara sempurna. Jika manusia taat kepada Allah dengan makna yang benar dan memperhinakan diri dengan benar niscaya akan ada dalam hatinya kelembutan dan khusyuknya. Inti khusyuk adalah rasa takut pada Allah. Lembut dan khusyuknya hati seseorang kan membuat seseorang ketika bertemu Al Quran akan bisa melakukan tadabbur. Untuk mencapai itu hati yang keras bila bertafakur bisa hancur karena merasa takut pada Allah.
  2. Sikap hidup kemewahan, bermegah-megahan yakni karena terfitnah oleh hiasan dunia/ ziyadatud dunya. Hati seperti ini ibarat permukaan tanah yang dibawahnya dominan benda-benda keras. Jika disiram tetap tidak bisa menumbuhkan karena didalam hatinya masih dipenuhi oleh dunia. Hati orang yang benar-benar beriman ibarat dibawah permukaan tanah isinya tetap tanah tak ada benda keras lainnya sehingga disana bisa tumbuh pepohonan.

Bagaimana kedudukan hati di dunia?

Manusia didunia terdiri jasmani dan rohani. Seharusnya yang selalu dikembangkan dalam diri manusia tidak hanya jasmani tetapi juga rohani. Bagaimanakah cara berkembangnya hati?

Sesuatu mahkluk bisa berkembang bila ditempatkan di habitatnya. Dimanakah habitat hati? Ini bisa kita pelajari ketika shalat. Dimanakah hati kita ketika shalat? Pantaskah ketika shalat hati kita berada di mall, kampus, warung, kaliurang atau seluruh tempat dibumi ini?. Tentu tidak pantas dan tidak cocok semua tempat di bumi karena semua tempat itu bukan habitat hati. Sementara hati bila tidak ditempatkan pada tempatnya tentu akan sakit bahkan mati, seperti ikan dilepas ditanah tentu tidak bisa hidup. Lalu dimanakah habitat hati?

Hati tempatnya dilangit. Bagaimana bisa? Ya karena hati ketika shalat berhadapan dengan Allah. Ia akan cepat berkembang bila selalu berada dilangit. Bahkan perkembangan ruhaninya bisa lebih cepat dari jasmaninya. Bagaimana caranya supaya bisa menempatkan hati dilangit? Hati ini ibarat balon udara, jika dilepas akan terbang tinggi. Jika balon udara masih diikat dengan tali atau batu maka tak bisa lepas ke langit. Tali/ batu itulah cinta kepada dunia. Lalu bagaimanakah seharusnya harapan terhadap dunia? Jika dunia menjadi tujuan akhir maka hidup akan sia-sia, tapi jika dunia menjadi washilah, maka dunia akan mengantarkan kita kegerbang kebahagian di negeri akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar